SALAM
DAN BAHAGIA
Guru adalah profesi
mulia, karena guru merupakan satu sosok yang perannya sangat penting dalam
membawa masa depan anak didiknya. Lahirnya generasi yang cerdas, cakap, dan
mampu melaksanakan tugas terhadap diri sendiri, keluarganya, masyarakat maupun
negara, merupakan tanggung jawab guru
untuk mewujudkannya. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab berat yang
diemban oleh guru, maka setelah memilih guru sebagai profesi seorang guru
jangan hanya berdiam diri apa adanya. Tetapi guru seyogyanya terus berusaha
mengembangkan profesinya, sehingga bisa menjalankan profesinya dengan maksimal.
Tidak hanya cukup dengan bekal ilmu yang didapat pada saat menempuh pendidikan,
tetapi juga memperkaya dengan ilmu-ilmu baru melalui berbagai cara, salah
satunya melalui Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Intinya; ‘siapa
yang berani menjadi guru, harus berani terus belajar’. Karena setiap insan
sejatinya adalah pembelajar sepanjang hayat.
Pada saat mengikuti
Program Pendidikan Guru penggerak, salah satu modul yang dipelajari adalah
modul 1.1 tentang Refleksi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar
Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan
tokoh yang mendapat julukan Bapak Pendidikan Nasional, lahir di Yogyakarta
tanggal 2 Mei 1889. Dalam kiprahnya sebagai tokoh Pendidikan pada masa kolonial
beliau memiliki filosofi Pendidikan yang bernilai tinggi dan masih sangat relevan untuk diterapkan dalam dunia
Pendidikan di Indonesia saat ini dan masa yang akan datang.
Filosofi pemikiran Ki
Hadjar Dewantara tentang pendidikan memang sudah lama ada, namun saya sebagai
guru belum betul-betul memahami. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran ternyata
saya banyak melakukan ‘kekhilafan”. Saya terkadang memandang bahwa kelas
dan peserta didik adalah sebagai obyek
untuk menransfer ilmu pengetahuan. Apa yang saya sampaikan harus bisa dipahami
oleh peserta didik, karena saya berasumsi bahwa apa yang ada dalam fikiran dan
otak mereka sama dengan apa yang ada dalam fikiran dan otak saya. Metode dan
strategi pembelajaran yang saya terapkan memang sudah agak bervariasi, begitu
juga dengan media pembelajarannya. Tetapi baik metode atau strategi serta media
pembelajaran itu saya pilih tanpa memandang kondisi peserta didik terlebih
dahulu. Tanpa memikirkan apakah sesuai dengan minat atau keinginan setiap
peserta didik. Apa yang menurut saya baik dan menarik adalah baik dan menarik
juga bagi mereka. Sayapun menganggap mereka adalah sama karena berada dalam
jenjang/ level yang sama berarti segala
kemampuan yang mereka miliki juga sama. Suatu waktu saya juga pernah memberi
hukuman terhadap peserta didik yang melanggar, misalnya tidak mengerjakan tugas tepat waktu sesuai
kesepakatan, terlambat, dll. Dan hal itu sudah berjalan sekian lama. Adakah
Bapak/ Ibu guru yang juga melakukan ‘kekhilafan’ seperti saya?
Kemudian kesadaran saya tergugah setelah mempelajari dan memahami tentang
filosofi pendidikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Pendidikan adalah
menuntun;“Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar.
Tujuan Pendidikan adalah adalah ‘menuntun’ (memfasilitasi atau membantu) anak
untuk menebalkan garis samar-samar agar
dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan
proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat” (Ki Hadjar Dewantara). Salam dan Bahagia;
keselamatan dan kebahagiaan peserta didik adalah tujuan dari Pendidikan. Setiap
anak memiliki potensi masing-masing, tugas guru adalah menuntun agar potensi
yang dimiliki bisa berkembang dan tidak salah arah.
Kodrat anak; merdeka dan
bermain; “Bebas dari segala ikatan, dengan suci
hati mendekati sang anak, tidak untuk
sesuatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak” Memahami
bahwa kodrat anak adalah merdeka, baik merdeka lahir maupun merdeka batin.
Manusia merdeka adalah manusia yang lahir batinnya tidak tergantung pada orang
lain, tetapi berdasar atas kekuatan sendiri. Merdeka lahir diperoleh dari
pengajaran dan merdeka batin diperoleh dari pendidikan. Pendidikan yang
memerdekaan adalah pendidikan yang meletakkan unsur kebebasan peserta didik
untuk mengatur dirinya, tumbuh serta berkembang menurut kodrat secara lahiriah
dan batiniah.
Pendidikan yang diberikan
pada peserta didik adalah pendidikan yang menyenangkan. Jangan sampai peserta
didik merasa tertekan atau tidak nyaman selama proses pembelajaran. Pendidikan
tanpa kekerasan atau Pendidikan yang ramah anak.
Pendidikan yang berpihak
pada anak/ peserta didik. (Student Centered); Peserta
didik bukan obyek melainkan subyek dalam pembelajaran. Setiap peserta didik
memiliki keunikan masing-masing, berbeda satu dengan yang lain. Dan guru
dituntut/ wajib memahami keunikan tersebut dan tidak mengindahkannya.
Karakteristik peserta didik dapat berupa
gender, etnik, kultural, status social, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
social, moral dan spiritual, serta perkembangan motorik, tidak sama satu dengan
yang lain meskipun mereka berada pada level atau usia yang sama. Pentingnya
mengenali karakteristik masing-masing peserta didik adalah agar guru mampu
membimbing dan mengarahkan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Sehingga tidak ada istilah ‘pendidikan gagal’.
Anak bukan tabularasa
(kertas kosong); Setiap
peserta didik sudah memiliki potensi, tugas guru adalah menuntun atau
mengarahkan. Membimbing, memberi kebebasan menurut maunya, mengamati, dan
memberi pertolongan jika diperlukan. Tetapi guru jangan memaksa atau mendikte
sesuai kemauan guru.
Budi pekerti (watak/
karakter); Pendidikan bukan hanya memberikan ilmu
pengetahuan, tetapi juga memperbaiki budi pekerti/ akhlak mulia. Pendidikan
berkewajiban menuntun peserta didik untuk menebalkan garis samar yang berisi
hal-hal baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Garis samar
yang mengandung arti kejelekan atau kejahatan hendaknya dibiarkan, agar jangan
sampai menjadi tebal, bahkan makin suram dan hilang. Pendidikan yang diterapkan
adalah Pendidikan holistik, keseluruhan dan seimbang.
Kodrat alam dan kodrat
zaman; Kodrat alam adalah berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan dimana peserta didik berada. Kodrat zaman merupakan isi dan irama
atau dimasa apa kehidupan peserta didik berlangsung. Pendidikan disesuaikan
dengan kondisi alam baik kondisi geografis setempat. Pendidikan juga
disesuaikan dengan tuntutan zaman. Saat ini yang dibutuhkan peserta didik
adalah kemampuan untuk memiliki ketrampilan abad 21. Guru memberi kesempatan
peserta didik untuk berkembang sesuai dengan perkembangan zamannya.
Menebalkan laku konteks
sosio kultural; Selain disesuaikan dengan kondisi alam/
geografis, pendidikan juga memperhatikan aspek social budaya setempat (kearifan
local). Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat .Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Peradaban bangsa yang
kita cita-citakan dan kita inginkan fondasinya adalah pendidikan. Pendidikan
membentuk peradaban.
Setelah memahami filosofi
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, saya harus berubah. Memperbaiki kekhilafan
yang pernah saya perbuat. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mencerminkan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Apa saja perubahan saya lakukan dan terapkan?
Memastikan bahwa ruang
kelas adalah tempat yang nyaman untuk
belajar; bersih, indah, rapi dan enak dipandang. Tersedia
sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Memastikan peserta didik
siap untuk belajar; Dengan adanya kesiapan belajar peserta
didik baik jiwa maupun raganya, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan
baik.
Mengenali karakteristik dan memetakan kondisi peserta didik sesuai
karakteristiknya; Setiap peserta didik memiliki
karakteristiknya masing-masing. Untuk mengenali karakteristinya bisa dilakukan
dengan cara: mengamati selama proses pembelajaran (observasi), tes, mengenali
temperamennya, melakukan pendekatan psikologis, menjadi sahabat anak, memahami
lingkungan anak, mendiskusikan dengan orang tua, membuat catatan, dll. Dengan
begitu guru menjadi tahu bagaimana cara mendekati peserta didik sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Sehingga merdeka belajar dapat
berjalan dengan baik.
Menerapkan Pendidikan
yang berpihak pada peserta didik (Student Centered);
Peserta didik adalah subyek atau yang utama dalam pembelajaran/ kunci pokok
pelaksanaan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, menuntun,
membimbing agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat berkembang dengan
baik dan terarah.
Menerapkan Pendidikan
yang menyenangkan; Guru menghormati dan memperlakukan anak
sebaik-baiknya. Menerapkanmodel, metode
atau strategi dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Menghindari
hukuman atau kekerasan, baik verbal maupun fisik. Tugas-tugas yang diberikan
disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik.
Mengembangkan budi
pekerti / karakter peserta didik; Membiasakan kata-kata
yang baik seperti maaf, terima kasih, tolong, menerapkan sikap saling menghormati dan
toleransi, dll. Di sekolah saya dalam rangkah penguatan pendidikan karakter
terdapat kegiatan JUMAT BERJIHAT (Jumat bersih, ngaji bareng, sholat
dhuha dan olahraga sehat).
Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alam sekitar, kearifan local dan selalu mengikuti perkembangan
zaman. Dan yang tidak kalah penting adalah selalu berkomunikasi dengan kepala
sekolah, teman sejawat, dan orang tua serta masyarakat untuk mengembangkan
kualitas Pendidikan.
Harapan saya, saya bisa
terus belajar untuk memperbaiki diri agar
menjadi guru yang baik dan bisa menerapkan filosofi Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sehingga dapat memperkecil atau
bahkan menghapus kekhilafan terhadap peserta
didik. Semoga guru yang lain juga termotivasi untuk terus belajar dan
menerapkan filosofi tersebut di kelas dan sekolah masing-masing.
Buat anak-anak didikku;
Nak, Aku bukan guru yang sempurna, maafkan jika selama ini salah dan khilaf dalam mendidikmu. Tidak peka
dan kurang memahami apa yang kalian mau. Tumbuhlah kau dengan terpuji…
Semoga bermanfaat
Terima kasih
#progranpendidikangurupenggerakangkatan5
#salamdanbahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar