Kamis, 05 Januari 2023

AKSI NYATA MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 



Oleh: Ratnaningsih, S.Pd.,M.Pd.

CGP Angkatan 5

Kabupaten Lamongan

 

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas seringkali guru dihadapkan pada beberapa situasi yang  harus dipilih sebagai suatu keputusan. Beragam situasi yang harus dipilih tersebut bisa berupa pertentangan benar dengan salah (bujukan moral) maupun antara kebenaran dengan kebenaran (dilema etika). Jika pada situasi benar lawan salah, itu bukanlah suatu kesulitan karena sudah jelas, guru harus mengabaikannya (harus tetap memilih yang benar dan meninggaklkan yang salah). Tetapi jika yang dihadapi adalah dilema etika (benar lawan benar), maka perlu diambil suatu keputusan. Pengambilan keputusan tersebut perlu memperhatikan 4 paradigma etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta melalui proses 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

FACT (PERISTIWA)

Latar Belakang Tentang Situasi yang Dihadapi

Proses pendidikan di sekolah akan melibatkan  seluruh warga sekolah, termasuk dalam penyelesaian suatu permasalahan. Dalam menghadapi suatu masalah sangat penting untuk melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut, agar keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran merupakan keputusan yang terbaik. Untuk itu guru perlu memiliki ketrampilan dalam pengambilan suatu keputusan.

Pada saat melaksanakan pembelajaran IPS di kelas 7E ada salah satu murid saya beberapa hari   berturut- turut tidak mengikuti pelajaran tanpa ada keterangan. Setelah saya lihat di daftar hadir murid tersebut ternyata dalam satu minggu  sudah  4 kali tidak masuk tanpa keterangan dan pada minggu sebelumnya 2 kali. Saya konsultasi ke guru BK dan sepakat untuk memanggil orang tua/ wali murid.  Karena sudah lebih dari satu minggu tidak masuk tanpa keterangan, seharusnnya murid tersebut bisa mendapat tindakan yang lebih keras yaitu skorsing. Setelah dipanggil murid tersebut masuk sekolah. Ternyata dia tidak masuk karena menjaga dan merawat neneknya yang sedang sakit. Dia hanya tinggal berdua dengan neneknya. Orang tuanya bekerja di luar kota dan jarang pulang.

Hal ini menjadi dilema etika bagi saya sebagai wali kelas, begitu juga guru BK. Untuk itulah perlu melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut untuk mengambil keputusan. Dengan menggunakan  4 paradigma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Penerapan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Langkah 1: Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut?

Nilai yang bertentangan adalah  Nilai Keadilan lawan Rasa Kasihan

Langkah 2: Siapa yang terlibat dalam situasi ini?

Yang terlibat dalam situasi ini: Kepala Sekolah, guru, murid, orang tua/ wali murid.

Langkah 3: Apa fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut?

Fakta yang relevan:

·         Murid tidak masuk tanpa keterangan lebih dari seminggu

·         Murid menjaga dan merawat neneknya yang sedang sakit, dia hanya tinggal berdua dengan neneknya. Orang tuanya kerja di luar kota dan jarang pulang.

·         Dia merasa takut masuk sekolah, neneknya belum kuat mengantar dan memenuhi panggilan sekolah.

Langkah 4: Pengujian Benar atau Salah

Uji Legal: Tidak ada penggaran hokum

Uji Regulasi: Ada aspek pelanggaran peraturan.

Uji Intuisi: Ada yang kurang tepat/ salah dalam situasi tersebut, seharusnya murid lebih mementingkan belajar dan sekolah.

Uji Publikasi: Merasa nyaman setidaknya pihak sekolah sudah memberikan kesempatan pada murid untuk tetap sekolah/ tidak diskorsing.

Uji Panutan/ Idola: Akan melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan.

Langkah 5: Jika situasinya adalah dilema etika, paradigma mana yang sesuai dengan situasi tersebut?

Paradigma yang sesuai adalah: Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan.

Langkah 6: Dari 3 prinsip Resolusi, prinsip mana yang akan digunakan?

Prinsip yang digunakan adalah: Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based-Thinking)

Langkah 7: Apa ada sebuah penyelesaian kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini? (Investigasi Opsi Trilema)

Jika pengambilan keputusan tersebut memakai prinsip Berpikir Berbasis Peraturan, maka sudah dipastikan murid tersebut akan mendapat skorsing dari sekolah.

Langkah 8: Apa keputusan yang akan diambil?

Keputusan yang diambil adalah:

Pihak sekolah tetap memberi kesempatan murid untuk sekolah tanpa menjalani skorsing. Dan jika orang tuanya dating dari luar kota, maka akan diundang ke sekolah.

Langkah 9: Coba lihat kembali kepputusan dan refleksikan

Keputusan yang diambil sudah sesuai dan tetap memperhatikan kepentingan murid.

 

FEELING (PERASAAN)

Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata ini, sangat lega dan bahagia karena bisa berkolaborasi dengan guru BK menyelesaikan dilema etika dan mengambil keputusan yang tepat dan memperhatikan kepentingan murid. Bisa berkomunikasi dengan murid  (menggunakan teknik coaching) tentang permasalahan yang dihadapi.

FINDINGS (PEMBELAJARAN)

Pembelajaran yang didapat dari aksi nyata ini, sebagai pemimpin pembelajaran saya dapat mengambil keputusan yang sudah saya dapat selama menjadi CGP untuk diterapkan dalam kehidupan nyata dalam pembelajaran di sekolah.

Dengan menerapkan analisis pengambilan keputusan, maka keputusan yang saya ambil adalah keputusan terbaik yang sudah dipertimbangkan dengan matang. Dan keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan serta tetap berpihak pada murid.

FUTURE (PENERAPAN KE DEPAN)

Keputusan yang saya ambil mungkin belum sempurna, untuk perbaikan dalam pengambilan keputusan di masa depan, jika saya meghadapi dilema etika dengan kasus yang sama atau berbeda, saya akan terus mengasah kemampuan dan ketrampilan dalam pengambilan keputusan agar dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan selalu berpihak pada murid serta dapat dipertanggungjawabkan. Tentunya dengan selalu memerhatikan paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan serta langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

 

Senin, 02 Januari 2023

KENAKALAN REMAJA

 Assalamualaikum wr. wb

Anak-anakku apa kabar?

Berikut ini akan ditayangkan artikel tentang kenakalan remaja. Sebagai referensi kalian mempelajari materi permasalahan sosial budaya. Semoga dengan tulisan kalian lebih memahami tentang kenakalan remaja dan kemudian menghindari agar kalian tidak terjerumus ke dalamnya.

Semoga bermanfaat dan tetap semangat...

Pengertian

Kenakalan remaja yaitu perilaku menyimpang dari norma-norma hukum  yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan sekitarnya.

Menurut Kartono ilmuan sosiologi, “Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Juvenile Delinguency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.” Menurut Santrok “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.” Kenakalan remaja lebih banyak dipicu oleh sifat atau kepribadian jiwa remaja yang masih labil dan sedang mencari jati diri.

Penyalagunaan Narkoba


Ada banyak penyebab yang dapat menjerumuskan orang melakukan penyalahgunaan narkoba, antara lain rasa ingin tahu atau rasa penasaran yang besar tanpa menyadari akibatnya. (Warsidi, 2006:16).

Narkoba disebut juga narotika/ narkotik seperti opium dan ganja. Dalam dunia media  sejatinya narkotika adalah obat untuk menenangkan saraf dan menghilangkan rasa sakit. Obat ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran pada pasien dengan gangguan saraf. Selain narkotika dikenal pula istilah “napza” yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Apabila seseorang tanpa gejala di atas menggunakan obat tersebut di luar resep dokter maka dapat menyebabkan hilang kesadaran, kerusakan jaringan, dan ketergantungan. Penggunaan tersebut juga dapat dikenai hukuman karena termasuk perbuatan ilegal. Melawan peredaran narkotika di Indonesia artinya menyelamatkan generasi yang akan datang. Indonesia telah berhasil mengusir penjajah dan menghentikan kolonialisme. Namun, perjuangan kita belum selesai karena perang melawan narkotika adalah tanggung jawab kita semua.

Tawuran Antarpelajar

Rasa balas dendam yang dimiliki antara pelajar yang mengakibatkan tawuran. Sehingga banyak pelajar yang meninggal akibat tawuran tersebut.

Sebagai remaja, generasi penerus bangsa dan penentu peradaban, pelajar harus mampu menjadi contoh bagi mereka yang tidak berkesempatan merasakan aktivitas belajar di sekolah. Rasa dendam dan permusuhan sebaiknya tidak perlu diwariskan dari angkatan atas ke angkatan di bawahnya. Alangkah indahnya jika kita justru memupuk rasa persahabatan antarpelajar, bukan permusuhan. Kompetisi antarsekolah dapat dibuktikan dengan ajang kejuaraan yang telah disediakan oleh pemerintah. Tawuran tidak hanya merugikan warga setempat. Bahkan, jika sampai menghilangkan nyawa orang lain, ancaman hukuman kurungan dapat dijatuhkan.

Seks  Bebas

Hubungan suami istri tanpa nikah yang dilakukan di luar norma agama. (Suranto, 2009:21). Dan di dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan. Seks bebas sangat merugikan bagi masa depan generasi muda.

Vandalisme

Vandalisme merupakan aksi merusak dan menghancurkan barang berharga atau karya seni lain yang bukan miliknya. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara mencorat-coret tembok dengan kata-kata atau gambar tanpa izin.

Menandai tembok yang bukan miliknya dengan inisial kelompoknya (dapat berupa nama kelompok, singkatan dari nama sekolah atau lainnya) juga merupakan aksi vandalisme. Hewan, kucing salah satunya, memiliki kebiasaan menandai wilayahnya dengan urin, untuk mengusir kucing lain. Hakikatnya, kita sebagai manusia yang memiliki volume otak lebih besar dibandingkan kucing, seharusnya dapat berpikir lebih panjang dan menentukan apa yang harus dan sebaiknya tidak dilakukan. Bagaimana perasaan kalian jika kalian ada di posisi sebagai pemilik tembok tersebut? Siapakah yang menanggung kerugian atas kejadian tersebut? Apakah tindakan tersebut selaras dengan cita-cita para leluhur bangsa

Penyebab Kenakalan Remaja

Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal).

Dampak negatif

Kenakalan remaja dapat mengakibatkan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Bagi diri sendiri mengakibatkan gangguan kesehatan. Hal ini mengakibatkan orang lain terganggu dengan kenakalan tersebut.

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

    • Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa di cegah atau di atasi dengan prinsip keteladanan
    • Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama
    • Kemauan orang tua untuk memenuhi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikasi, dan nyaman bagi remaja
    • Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul
    • Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Semoga bermanfaat. Selalu semangat
Pandai-pandailah mencari teman. Bertemanlah hanya dengan yang baik, yang bisa membawamu pada hal-hal yang positif. Berfikirlah berulang kali sebelum melakukan sesuatu, pikirkan apakah baik atau buruk. Karena melakukan hal-hal yang buruk hanya akan membawa kerugian.