Virus
Corona atau Covid-19 (Corona Virus Desease -19), istilah itu yang saat ini setiap
hari kita dengar dan kita perbincangkan. Virus yang konon muasalnya dari Wuhan
Cina merupakan Virus yang penularannya
luar biasa cepat dan bisa menyerang siapa saja, tidak pandang berapa usianya bisa lansia, dewasa, muda, remaja, balita, bayi
dan tidak pandang jenis kelamian laki-laki atau perempuan, juga tidak pandang
status sosial.
Menurut
data setiap hari jumlah orang yang terpapar makin meningkat. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, seperti
tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita, memegang
mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan air liur penderita, kontak jarak dekat dengan penderita,
misalnya bersentuhan atau berjabat tangan. Karena cara penularannya yang sangat
mudah itulah pemerintah membuat kebijakan agar masyarakat tidak banyak
berinteraksi secara langsung antara satu dengan yang lain. Kebijakan
tersebut antara lain berupa penutupan sekolah sementara dan memindahkan proses
belajar ke rumah, serta kerja dari rumah (WFH: work from home) bagi pegawai
atau karyawan.
Untuk pelaksanaan
belajar di rumah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengeluarkan
kebijakan melalui Surat Edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona (COVID-19), yang isinya
adalah:
- . Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
- Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi COVID-19;
- Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah;
- Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif.
Dalam
pelaksanaan belajar di rumah guru secara online tetap berinteraksi dengan siswa
untuk membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Untuk memperlancar
proses belajar di rumah ada juga bantuan
berupa belajar online gratis dari sejumlah layanan edukasi online, misalnya
Ruangguru, dari Zenius, Google, Microsoft, Quipper, Sekolahmu, Kelas Pintar,
dll.Apakah semua itu cukup bagi siswa, lalu bagaimanakah peran orang tua ?
Selama
pelaksanaan belajar di rumah orang tua diharapkan mengawasi serta menjalankan
tugas sebagai guru. Dengan kata lain orang tua memiliki profesi baru yaitu
sebagi guru untuk putra putrinya sendiri. Sehingga orang
tua meluangkan waktunya lebih
banyak untuk mendampingi anaknya belajar. Berbagai tanggapan dan keluh kesah muncul
dari para orang tua tentang ‘profesi barunya’ tersebut. Ada yang menanggapi
belajar di rumah membuat anaknya belajar lebih santai, ada yang menanggapi
harus meluangkan waktu lebih banyak padahal mereka juga harus kerja, harus
ekstra sabar karena sang anak kurag giat belajar, banyak kesulitan karena orang
tua kurang memahami materi pelajaran anaknya, tugas anak terlalu banyak
sehingga anak stress, dan sebagainya.
Para orang tua tugasnya makin bertambah, karena harus lebih
banyak memperhatikan keseriusan dan motivasi anak dalam belajar yang
mana anaknya sepanjang hari berada di rumah. Jika orang tua, para bunda khususnya
pada pagi hari pukul 07. 00 sampai siang biasanya mengerjakan pekerjaan rumah
tangga sambil diselingi nonton TV misalnya kini berubah harus menjaga suasana rumah yang kondusif
untuk anaknya belajar dengan mengurangi nonton TV.
Orang tua dengan profesi barunya sebagai guru, memiliki fungsi ganda selain harus
mampu sebagai fasilitator, juga mampu
menjadi motivator bagi anak selama jam
belajar di rumah. Apa yang harus dilakukan orang tua agar profesi barunya
sebagai guru bisa berjalan dengan baik, dan hasilnya juga sesuai harapan?
1.
Selalu Menjalin Komunikasi dengan Guru.
Untuk
mendukung keberhasilan belajar anak maka orang tua dan sekolah atau guru harus
menjalin sinergi yang harmonis, artinya harus ada komunikasi yang baik antara
orang tua dengan guru (guru mata pelajaran, wali kelas atau guru kelas). Guru bisa memantau belajar anak lewat orang
tua dan sebaliknya orang tua bisa mendapatkan informasi tentang anaknya dari
guru. Diera digital sekarang ini komunikasi dengan mudah bisa dilakukan.
misalnya dengan WA, SMS atau yang lain. Bisa dilakukan dalam kelompok misalnya group
chatting atau secara personal.
2.
Dampingi Anak Belajar
Luangkan
waktu untuk mendampingi anak ketika sedang belajar di rumah. Dengan begitu anak
akan merasa diperhatikan dan semangat belajarnya juga meningkat. Sekali-kali
tanyakan apa ada kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak. Mendampingi anak
belajar bisa juga sebagai wujud perhatian dan kasih saying orang tua terhadap
anak. So, sesibuk apapun kita orang tua luangkanlah waktu untuk mendampingi
anak belajar meskipun hanya sebentar.
3.
Ciptakan Suasana yang Nyaman dalam
Belajar
Buatlah
suasana rumah senyaman dan setenang mungkin agar anak dapat berkonsentrasi
ketika belajar. Misalnya: pencahayaan lampu yang cukup, jangan membuat suara
yang gaduh atau ketika anak belajar bunda malah sibuk nonton sinetron atau ayah
nonton sepak bola sambil bersorak-sorak.
4.
Orang Tua Jangan Gagap Teknologi
(Gaptek)
Ayah/ Bunda, belajar dari rumah
dilaksanakan melalui pembelajaran daring/ jarak jauh dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi, seperti android maupun laptop. Karena pembelajaran
dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, maka orang tua seyogyanya
juga sedikit banyak paham tentang teknologi tersebut. Misalnya bisa mengoperasikan
laptop maupun android (kalau yang ini sudah pasti bisa ya Ayah/ Bunda?). Dengan
begitu, orang tua bisa tahu dan paham apa yang sedang dilakukan oleh
anak-anaknya, benar-benar belajar atau hanya sekedar main game.
5.
Banyak Membaca. untuk Menambah
Pengetahuan
Seringkali anak akan bertanya pada
orang tua jika merasa kesulitan dalam belajar atau mengerjakan tugasnya.
Sebagai orang tua jangan hanya memberi jawaban ‘maaf nak bunda tidak tahu atau
ayah tidak mengerti’. Sungguh jawaban yang kurang bijak. Untuk menghindarinya,
sebagai orang tua seharusnya lebih banyak menambah pengetahuan dengan cara
banyak membaca. Ketika anak belajar orang tuapun ikut belajar. Tentunya tidak
bisa semahir guru dalam menguasai materi pelajaran, tetapi paling tidak orang
tua tahu dan bisa mengarahkan dimana letak kesulitan siswa. Misalnya; “coba nak
jawaban pertanyaannya kita cari disini”, dst. Orang tua mengajak
anak berpikir untuk mencari jawaban dan sekaligus diajarkan menerima
konsekuensi atas jawabannya itu.Dan ingat harus dihindari orang tua langsung
mengerjakan tugas anaknya.
6.
Memperbanyak Stok Kesabaran
Pada saat mendampingi anak belajar, pada saat
itulah kesabaran orang tua sedang diuji. Ada anak yang selalu bertanya, sudah
diajari tapi tidak juga mengerti, malas-malasan,tidak mau belajar, dan
sebagainya.
“Beli celana di pasar baru
Terkena
paku disegala penjuru
Wahai
corona cepatlah berlalu
Sebab
mamaku tak cocok jadi guru”
atau…
Sudah
pasti bukan kangguru
Karena
bulunya berwarna merah
Mamaku
tak cocok tuk jadi guru
Sebab
ngajarnya selalu marah-marah”.
Pernah membaca pantun seperti ini digruop-group chatting kan? Entah pantun itu benar dibuat oleh anak atau bukan. Bayangkan apabila puisi tersebut benar ditulis oleh anak kita. Sepertinya lucu, tapi sungguh amat sangat menohok buat para orang tua. Jika menghadapi anak yang selalu bertanya dan bertanya orang tua harus bersyukur, karena hal itu menandakan anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Jangan malah memupus rasa ingin tahu tersebut dengan bentakan atau kemarahan. Jika menghadapi anak yang sulit mengerti, maka ajaklah bersama untuk memahami mana yang belum dimengerti. Jika menghadapi anak yang malas, maka pahamkanlah bahwa kemalasan itu akan merugikan diri sendiri, dll. Jadi intinya, perbanyaklah stok kesabaran anda wahai para orang tua.
Ayah, Bunda, itulah beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai orang tua yang memiliki profesi baru yaitu sebagai guru bagi anaknya sendiri, ditengah merebaknya penyebaran COVID-19. Semoga para orang tua bisa menjadi guru yang diidamkan oleh anaknya sendiri ditengah segala macam keterbatasan. Sehingga bisa mengantarkan anak-anaknya untuk meraih kesuksesan. Episode buruk di negara kita, di bumi kita, di dunia kita semoga cepat berlalu dan kita kembali terbebas dari rasa kuatir akan ancaman Covid-19. Aamiin…..